Selasa, 01 April 2014

Aplikasi Pengindraan Jarak Jauh dalam Bidang Perikanan dan Kelautan

PENDAHULUAN

Indonesia merupakan negara kepulauan yang mempunyai potensi sumberdaya  alam pesisir dan lautan yang sangat besar. Potensi sumberdaya alam ini perlu dikelola dengan baik agar dapat dimanfaatkan secara optimal bagi kesejahteraan bangsa Indonesia dengan tetap memperhatikan dan melakukan usaha untuk menjaga kelestariannya. Pengelolaan sumberdaya alam pesisir dan lautan yang baik diperlukan metode dengan pendekatan multidisplin ilmu yang meliputi berbagai aspek, seperti aspek pemanfaatan sumberdaya, kelestarian lingkungan dan aspek sosial ekonomi masyarakat. Teknologi penginderaan  jauh mempunyai kemampuan untuk mengindentifikasi serta melakukan monitoring terhadap perubahan sumberdaya alam dan lingkungan wilayah pesisir dan laut.
Produktivitas perikanan di Indonesia, sebenarnya berpangkal dari iptek, seperti kurangnya informasi, armada kapal yang handal dan penanganan pasca panen. Dalam kaitannya dengan informasi perikanan, teknologi penginderaan jauh dapat diandalkan untuk mengatasi masalah ini. Potensi sumberdaya perikanan/kelautan sangat erat kaitannya dengan produktivitas primer dari suatu perairan yang dihasilkan oleh fitoplankton. Pigmen fotosintesis yang umum terdapat pada fitoplankton adalah kolorofil-a, sehingga hasil pengukuran klorofil-a digunakan untuk menduga biomassa fitoplankton suatu perairan.

DEFINISI PENGINDERAAN JAUH

Ada beberapa macan pengertian dan defenisi pengindraan jarak jauh. Berikut diberikan beberapa definisi menurut beberapa orang yang ahli dalam bidang penginderaan jauh:
·         Menurut Lillesand dan Kiefer (1979), Penginderaan Jauh adalah ilmu dan seni untuk memperoleh informasi tentang obyek, daerah, atau gejala dengan jalan menganalisis data yang diperoleh dengan menggunakan alat tanpa kontak langsung terhadap   obyek, daerah, atau gejala yang dikaji.
·         Menurut Colwell (1984), Penginderaaan Jauh yaitu suatu pengukuran atau perolehan data pada objek di permukaan bumi dari satelit atau instrumen lain di atas atau jauh dari objek yang diindera.
·         Menurut Curran (1985),  Penginderaan Jauh yaitu penggunaan sensor radiasi elektromagnetik untuk merekam gambar lingkungan bumi yang dapat diinterpretasikan sehingga menghasilkan informasi yang berguna.
·         Menurut Lindgren (1985), Penginderaan Jauh yaitu berbagai teknik yang dikembangkan untuk perolehan dan analisis informasi tentang bumi.
·         Sabins (1996) dalam Kerle  et al.  (2004) menjelaskan bahwa penginderaan jauh adalah ilmu untuk memperoleh, mengolah dan menginterpretasi citra yang telah direkam yang berasal dari interaksi antara gelombang elektromagnetik dengan sutau objek.

PERANAN PENGINDERAAN JAUH DAN SIG

Pemanfaatan data penginderaan jauh dan SIG telah banyak dilakukan  dengan wilayah pesisir dan lautan khususnya sektor perikanan dan pengelolaan wilayah pesisir dan lautan, seperti: aplikasi penginderaan jauh untuk memberikan informasi Zona Potensi Penangkapan Ikan (ZPPI), kesesuaian lahan perairan untuk usaha budidaya laut dan pariwisata bahari, identifikasi potensi wilayah pesisir (seperti hutan bakau, terumbu karang, padang lamun dan pasir), zonasi kawasan konservasi laut, analisa potensi ekonomi wilayah pesisir pulau-pulau kecil, pengamatan perubahan garis pantai, analisa  pencemaran lingkungan perairan dan lain sebagainya.
Salah satu upaya untuk memperoleh informasi tentang potensi sumberdaya wilayah pesisir dan lautan dalam rangka untuk mengoptimalkan pengelolaan wilayah pesisir dan lautan adalah penggunaan teknologi penginderaan jauh dan sistem informasi geografis (SIG). Informasi mengenai obyek yang terdapat pada suatu lokasi di permukaan bumi diambil dengan menggunakan sensor satelit, kemudian sesuai dengan tujuan kegiatan yang akan dilakukan, informasi mengenai obyek tersebut diolah, dianalisa, diinterpretasikan dan disajikan dalam bentuk informasi spasial dan peta tematik tata ruang dengan menggunakan SIG.

KELEBIHAN DAN KELEMAHAN PENGINDERAAN JAUH

Teknologi penginderaan jauh merupakan salah satu metode alternatif yang sangat menguntungkan jika dimanfaatkan pada suatu negara dengan wilayah yang sangat luas seperti Indonesia. Beberapa keuntungan penggunaan teknologi penginderaan jauh, antara lain yaitu:
1.      Citra menggambarkan obyek, daerah dan gejala di permukaan bumi dengan wujud dan letak obyek yang mirip dengan wujud dan letaknya di permukaan bumi, relatif lengkap, permanen dan meliputi daerah yang sangat luas.
2.      Karakteristik obyek yang tidak tampak dapat diwujudkan dalam bentuk citra, sehingga dimungkinkan pengenalan obyeknya.
3.      Pengambilan data di wilayah yang sama dapat dilakukan berulang-ulang sehingga analisis data dapat dilakukan tidak saja berdasarkan variasi spasial tetapi juga berdasarkan variasi temporal.
4.      Citra dapat dibuat secara tepat, meskipun untuk daerah yang sulit dijelajahi  secara teresterial.
5.      Periode pembuatan citra relatif pendek.

Adapun kelemahan teknologi penginderaan jauh yaitu:
1.      Tidak semua parameter kelautan dan wilayah pesisir dapat dideteksi dengan teknologi penginderaan jauh. Hal ini disebabkan karena gelombang elektromagnetik mempunyai keterbatasan dalam membedakan benda yang satu dengan benda yang lain, tidak dapat menembus benda padat yang tidak transparan, daya tembus terhadap air yang terbatas.
2.      Akurasi  data lebih rendah dibandingkan dengan metode pendataan lapangan (survey in situ ) yang disebabkan karena keterbatasan sifat gelombang elektromagnetik dan jarak yang jauh antara sensor dengan benda yang diamati.



SATELIT DAN RESOLUSI
Perkembangan sensor satelit ditunjukkan dengan semakin meningkatnya mutu data yang dihasilkan oleh sensor tersebut. Data satelit secara umum disebut sebagai citra satelit (image), walaupun memang ada satelit yang bukan citra satelit. Kualitas citra yang berarti juga  kualitas atau mutu sensor ditentukan oleh resolusinya. Ada beberapa jenis resolusi yang dapat menentukan kualitas sensor satelit. Beberapa jenis resolusi tersebut yaitu resolusi spasial, resolusi temporal, resolusi spektral dan resolusi radiometrik.
Gambar  Ilustrasi Resolusi Spasial

            Resolusi spasial dapat dipahami dari dua sudut pandang atau definisi. Sudut pandang pertama mendefinisikan resolusi spasial sebagai luasan daerah dipermukaan bumi yang diwakili oleh satuan terkecil data sensor (pixel). Jika satu pixel mewakili daerah yang lebih luas di permukaan bumi maka sensor tersebut  mempunyai resolusi yang lebih rendah dan sebaliknya. Pada pengertian ini maka satuan resolusi spasial adalah satuan luas (m2 atau km2). Sudut pandang ke dua mendefinisikan resolusi spasial sebagai jarak terdekat dari dua benda berbeda di permukaan bumi yang masih dapat dideteksi sebagai dua benda oleh sensor. Pada pengertian kedua ini, satuan resolusi spasial adalah satuan jarak (m atau km).






DAFTAR PUSTAKA

Hazmi. 2004. Aplikasi Sistem Informasi Geografis (Sig) dan Penginderaan Jauh Dalam Penentuan Wilayah Potensial Wisata Bahari Terumbu Karang Di Pulau Satonda, Dompu, Nusa Tenggara Barat. Skripsi. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan-IPB. Bogor.

Syah, A. F. 2010.  Pengindraan Jauh dan Aplikasinya di Wilaya Pesisir dan Lautan. Jurnal Kelautan Vol. 3, No. 1. ISSN : 1907- 9931.

Susilo, S. B. dan J. L. Gaol. 2008. Dasar-Dasar Penginderaan Jauh Kelautan. Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Bogor.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar